Film aksi Joko Anwar Yang Bikin Pusing Kepala
Pengepungan di Bukit Duri adalah salah satu film yang wajib masuk daftar tontonan kalian minggu ini. Terlebih untuk kamu yang menyukai film aksi yang memacu adrenalin seperti John Wick, The Equalizer yang genre-nya straight-forward dan cepat.
Film berdurasi 1 jam 58 menit ini puas sekali rasanya nonton di bioskop dengan sound yang bikin jantung ikut deg-degan.
Sinopsis film Pengepungan di Bukit Duri
Edwin (Morgan Oey) menjadi guru di salah satu sekolah dengan murid bermasalah. Dengan tujuan untuk mencari keponakannya. Dan perjalanannya tentu saja tidak mudah. Isu rasisme terhadap etnis Tionghoa, kerusuhan seperti sejarah terdahulu, belum lagi salah satu murid, yakni Jefri (Omara) yang memiliki kebencian terhadap Edwin mencoba mencelakainya.
Plot
Filmnya cukup cepat, dan tidak neko-neko. Dari awal tidak diberi jeda untuk bernafas karena adegan kekerasannya sungguh tampak asli. Super menegangkan.
Karakter Edwin disini cukup tangguh, mulai dari tidak gentarnya ia mengajar di SMA Duri. Berhasil melawan trauma kerusuhan terdahulu, kehilangan orang tua dan cici yang paling ia sayangi. Semuanya didepan matanya.
Adanya Twist di akhir film memang seperti yang sudah kita duga datang dari seorang Joko Anwar. Tidak mengecewakan.
Performa akting pemain
Morgan Oey berhasil menarik perhatian. Aktingnya disini bagus sekali. Adegan perkelahian dengan koreo yang ganas, ekspresi frustasi ketika dihadapkan dengan posisi sulit.
Omara, tengilnya oke sekali. Berhasil bikin kita benci sama dia. Yang pada akhirnya kita berpikir 'Oh? Ternyata gitu toh?'
Pemain lain juga tidak kalah bagus. Endy Erfian yang sudah tidak ragu lagi, tapi salah satu yang menarik perhatian adalah Sheila Kusnadi sebagai kakak perempuan Edwin.
Meski memiliki sedikit adegan saja, tapi traumanya melekat. Terlebih dari sudut pandang perempuan. Menonton adegan 'itu' bikin merinding.
Gambar & Suara
Gore, mungkin untuk kalian yang gampang ke-trigger dengan gambar kekerasan yang super realistis ini akan bikin kalian trauma.
Efek suaranya bikin suasana seperti kita berada di ruangan yang sama dengan Edwin dan Jefri ketika mereka saling sembunyi di bangunan sekolah.
Adegan bakar-bakaran, tusuk-tusukkan. Rasanya sudah paling realistis sampai saya berfikir kalau film yang bagus itu memang bikin kita merasa 'bangun'.
Baca juga: Ulasan Film Dark Nuns 2
Kelebihan & Kekurangan
Sebenarnya tidak ada catatan khusus disini. Tapi, jika harus diisi juga maka saya harus bilang kalau latar belakang Jefri yang kurang dengan akhir seperti itu membuat rasanya 'kosong'.
Pengembangan hubungan antar Edwin, si Bartender dan Bu Diana berpotensi bikin drama lain yang pastinya bisa bikin kita tambah kesal.
Rating
10/10
Jangan lupa nonton film Pengepungan di Bukit Duri untuk terus dukung perfilman Indonesia di bioskop! Hindari menonton film di situs bajakan!
Posting Komentar